Berita Hindu Indonesia - Dalam mitologi Hindu Nusantara, terutama dalam tradisi Bali dan Jawa, Batara Guru dikenal sebagai dewa tertinggi yang menjadi simbol pencipta kehidupan dan penjaga keseimbangan alam semesta. merupakan manifestasi dari Dewa Siwa yang turun ke dunia untuk menuntun para dewa dan manusia menegakkan Dharma.
Kisah Batara Guru tidak hanya hidup dalam lontar-lontar Bali seperti Lontar Siwagama, tetapi juga dalam naskah Jawa kuno seperti Serat Purwacarita dan Tantu Panggelaran.
![]() |
| Ilustrasi |
Asal-Usul Batara Guru
Menurut Tantu Panggelaran, Batara Guru tercipta dari cahaya suci Dewa Siwa. ditempatkan di puncak Gunung Mahameru sebagai pusat keseimbangan dunia. Dari sana, memancarkan energi kehidupan yang menyuburkan bumi dan mengatur perjalanan waktu, musim, dan kehidupan manusia.
Batara Guru digambarkan duduk di atas Padmasana (tahta bunga teratai), dikelilingi oleh para dewa seperti Batara Wisnu, Brahma, dan Iswara. memegang Trisula, simbol kekuasaan atas penciptaan (utpatti), pemeliharaan (sthiti), dan peleburan (pralaya).
Kisah Batara Guru Mencipta Dunia
Dikisahkan, setelah dunia terbentuk namun masih kosong, Batara Guru memerintahkan para dewa untuk menumbuhkan kehidupan. menghembuskan napas suci yang menjadi angin kehidupan (prana), meneteskan air suci yang menjadi samudra, dan menyalakan api dari matanya yang menjadi matahari.
Dari pemikiran dan cinta kasihnya lahirlah manusia pertama, yang diberi tugas menjaga bumi dan bersembahyang kepada sumber asalnya, Sang Hyang Siwa dalam wujud Batara Guru.
Makna Filosofis
Kisah Batara Guru menggambarkan bahwa kehidupan lahir dari kesadaran ilahi. adalah lambang Atma dalam diri manusia, yaitu percikan kecil dari Dewa Siwa yang menghidupkan tubuh.
Makna moral yang dapat dipetik:
- Menjalankan kehidupan dengan kesadaran suci.
- Menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan (Tri Hita Karana).
Memahami bahwa setiap makhluk memiliki aspek ketuhanan di dalam dirinya.
Batara Guru dalam Tradisi Bali
Di Bali, Batara Guru dipuja sebagai Dewa Siwa dalam manifestasi tertingginya. Pemujaan terhadap beliau dilakukan di Pura Luhur Pucak Bukit, Pura Goa Lawah, dan Pura Besakih, di mana beliau disembah sebagai sumber segala kehidupan dan pelindung Dharma.
Dalam lontar Wrhaspati Tattwa, Batara Guru disebut sebagai “Hyang Anom”, roh suci yang mengajarkan pengetahuan tertinggi kepada umat manusia.
Kesimpulan
Batara Guru adalah simbol kekuatan pencipta, kesadaran, dan kebijaksanaan tertinggi. Kisahnya mengajarkan manusia untuk hidup selaras dengan hukum alam, menjaga keseimbangan spiritual dan duniawi, serta memahami bahwa kehidupan berasal dari sumber ilahi yang satu.
Sumber:
Tantu Panggelaran (Naskah Jawa Kuno, abad ke-15 M)
Lontar Siwagama, koleksi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
Wrhaspati Tattwa, edisi transliterasi, Parisada Hindu Dharma Indonesia
Zoetmulder, P.J. (1982). Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang
Britannica, “Shiva and His Manifestations.” (britannica.com)

