Berita Hindu Indonesia

Media Informasi Terkini Masyarakat Hindu Indonesia

Deskripsi-Gambar

Iklan Leo Shop

Pasang iklan disini

TWITTER

Powered by Blogger.

Gunung Agung: Poros Suci Alam Semesta

On 5:30 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Gunung Agung (Gunung Agung/Mount Agung) adalah gunung berapi stratovulkanik yang menjulang di timur Pulau Bali puncak tertinggi pulau ini dan menjadi simbol religius serta geografis yang sangat kuat bagi masyarakat Bali. Selain peran geologisnya sebagai gunung aktif, Agung dipandang dalam kosmologi Hindu-Bali sebagai poros atau “navel of the world” yang menghubungkan bumi dengan alam gaib.

Gunung Agung terletak di Kabupaten Karangasem (Bali timur). Ketinggiannya sekitar 3.031 m (angka yang sering dipakai berkisar ~3.000–3.142 m tergantung sumber), dengan kawah besar di puncak dan lereng yang mulai dari dataran rendah hingga hampir langsung ke pantai di beberapa sektor. Secara geologis Agung adalah stratovolkano yang aktivitasnya terekam sejak abad ke-19 dan mengalami letusan besar pada 1963–64 serta periode letusan berulang pada 2017–2019.

Ilustrasi

Makna Religi dan Kosmologi

Dalam keyakinan Hindu-Bali, Gunung Agung sering dihubungkan dengan Gunung Meru (Mahameru), gunung suci dalam kosmologi Hindu yang dianggap poros alam semesta. Agung dianggap “tempat singgasana para dewa”  sehingga hampir setiap pura penting di Bali memiliki arah dan orientasi ritual yang disesuaikan terhadap posisinya. Pura Besakih, yang berdiri di lereng Agung, dikenal sebagai Pura Agung Besakih atau “mother temple” dan merupakan pusat ritual utama bagi umat Hindu di Bali.

Pura Besakih: Jantung Spiritual di Lereng Agung

Pura Besakih bukan sekadar satu pura, melainkan kompleks 20+ pura yang ditata di beberapa teras sepanjang lereng barat daya Agung. Kompleks ini dengan Pura Penataran Agung sebagai pusatnya mewakili fokus ritual yang mengarah ke ketinggian gunung sebagai wujud penghormatan kepada Sang Hyang Widi atau manifestasi Trimurti. Keberadaan pura ini memperkuat citra Gunung Agung sebagai poros spiritual bagi masyarakat Bali.

Sejarah Letusan dan Dampaknya

Letusan besar 1963–64 merupakan peristiwa bencana yang menewaskan ribuan orang dan mengubah lanskap. Lebih baru, periode peningkatan aktivitas sejak 2017 menyebabkan pengungsian massal, gangguan penerbangan, serta kewaspadaan berkelanjutan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Studi vulkanologi dan laporan pemantauan internasional seperti Global Volcanism Program menyediakan catatan rinci tentang pola letusan, abu vulkanik, dan bahaya sekunder (lahar, jatuhan batu, aliran pyroklastik).

Keterkaitan Budaya  Ritual, Mitigasi, dan Identitas Lokal

Hubungan antara masyarakat dan Gunung Agung tidak hanya religius tetapi juga praktis: upacara, persembahyangan, dan kalender adat sering mempertimbangkan kondisi gunung. Di sisi lain, komunitas lokal dan pemerintah terus mengembangkan strategi mitigasi bencana evakuasi, zonasi bahaya, dan pemantauan—sebagai respons terhadap sifat gunung yang aktif. Peristiwa letusan juga memperlihatkan bagaimana masyarakat menafsirkan selamatnya situs-situs suci (mis. Pura Besakih) sebagai tanda ilahi, memperkuat makna religius gunung tersebut.

Pariwisata, Pendakian, dan Tantangan Keberlanjutan

Gunung Agung menarik pendaki dan peziarah; jalur-jalur pendakian (mis. via Besakih atau Pasar Agung) populer namun menantang dan berisiko. Pengelolaan pariwisata harus menyeimbangkan akses, keselamatan, dan rasa hormat terhadap nilai-nilai sakral. Selain itu, aktivitas vulkanik mempengaruhi ekonomi lokal (pengungsian, penutupan bandara) dan menuntut koordinasi antara ilmuwan, otoritas, dan tokoh adat.

Kesimpulan

Gunung Agung lebih dari sekadar gunung; ia adalah poros suci yang menyatukan aspek geologis, religius, budaya, dan sosial masyarakat Bali. Pemahaman tentang Agung idealnya memadukan ilmu vulkanologi (untuk mitigasi dan keselamatan) dengan penghormatan terhadap dimensi spiritual yang telah lama dimiliki penduduk Bali. Perjalanan menjaga keselamatan publik dan melestarikan nilai-nilai budaya adalah tugas bersama sebuah keseimbangan antara menghormati poros suci dan menghadapi realitas alam yang dinamis.

Sumber:
Encyclopaedia Britannica - Mount Agung (ringkasan geografis dan makna budaya). 
Global Volcanism Program (Smithsonian Institution) - laporan dan catatan aktivitas vulkanik Agung. 
Besakih Temple / Pura Besakih -  ensiklopedia & panduan (sejarah, struktur kompleks pura). 
National Geographic - liputan soal ancaman letusan dan dampak (2017). 
Atlas Obscura - perspektif budaya & pariwisata Pura Besakih.

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments