Berita Hindu Indonesia - Dalam ajaran Hindu, kehidupan manusia tidak berhenti ketika tubuh kasar meninggal. Saat kematian, atma (roh) meninggalkan raga dan memulai perjalanan menuju alam berikutnya. Namun, tidak semua roh langsung menyadari bahwa ia sudah terlepas dari tubuhnya.
![]() |
| Ilustrasi |
Roh yang masih bingung atau tidak tahu bahwa dirinya telah wafat sering disebut sebagai atma kesasar. Kondisi ini biasanya terjadi karena beberapa sebab:
- Kematian mendadak – misalnya karena kecelakaan atau sakit parah.
- Keterikatan duniawi – roh masih terikat pada keluarga, rumah, atau harta benda.
- Belum dilaksanakan upacara pitra yadnya (ngaben) – upacara ini berfungsi sebagai sarana penyucian dan pelepasan roh menuju alam pitra (leluhur).
Dalam keadaan ini, roh bisa saja masih "berkeliaran" di sekitar keluarga, seolah-olah masih hidup, karena belum menyadari perpisahannya dengan badan fisik. Oleh sebab itu, umat Hindu menekankan pentingnya doa, mantra, dan upacara yadnya, agar roh yang bingung dapat dibimbing menuju jalan terang, kembali ke asalnya, dan tidak mengganggu yang masih hidup.
Konsep ini mengingatkan kita bahwa kehidupan bersifat sementara, dan tugas keluarga yang ditinggalkan adalah mendoakan serta mengupacarai roh leluhur agar dapat mencapai moksa atau paling tidak menuju alam pitra yang lebih luhur
Sumber:
Titib, I Made. (2003). Teologi & Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.
Geriya, I Wayan. (1999). Upacara Pitra Yadnya dalam Kehidupan Masyarakat Hindu Bali. Denpasar: Upada Sastra.
Garuda Purana, Bab 2–3 (tentang perjalanan roh setelah kematian).
Manawa Dharmasastra III.122 (tentang kewajiban keturunan melaksanakan upacara bagi roh leluhur).

