Berita Hindu Indonesia - Latar Mitologi dan Keberadaan Ganesha (juga ditulis Ganesa) adalah dewa yang sangat dikenal dalam tradisi Hindu, khususnya sebagai dewa ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan penghilang rintangan. Juga sering dipuja terlebih dahulu (di awal ritual) agar segala hambatan dapat disingkirkan. Menurut banyak sumber Hindu, Ganesha adalah putra Dewa Siwa dan Dewi Parvati.
![]() |
| Ilustrasi |
Namun, kisah tentang kelahirannya tidak disepakati satu versi tunggal terdapat beberapa versi mitos yang berbeda tergantung teks dan tradisi. Dalam versi ini, Dewi Parvati ingin memiliki seorang anak dan, ketika Dewa Siwa sedang tidak hadir, ia menciptakan seorang anak dari tubuhnya (atau dari daki tubuhnya) dan memberinya kehidupan.
Versi Umum: Penciptaan oleh Parvati dan Konflik dengan Siwa
- Penciptaan Ganesha Dalam versi ini, Dewi Parvati ingin memiliki seorang anak dan, ketika Dewa Siwa sedang tidak hadir, dengan menciptakan seorang anak dari tubuhnya (atau dari daki tubuhnya) dan memberinya kehidupan. Beberapa versi menyebut bahwa Parvati membentuk tubuh seorang laki-laki dari tanah atau dari kotoran tubuh saat mandi. Dia kemudian memerintahkan agar anak itu menjaga pintu masuk ke kamarnya tidak membiarkan semua orang masuk ketika Parvati sedang mandi atau melakukan ritual.
- Konfrontasi dengan Siwa Pada suatu hari, Dewa Siwa kembali ke rumahnya dan ingin memasuki ruang di mana Parvati berada. Namun, Ganesha menolak memberi jalan karena Ganesha diperintah untuk menjaga pintu itu. Siwa marah dan, dalam kemarahan atau ketidaktahuan bahwa itu adalah putranya sendiri, memenggal kepala Ganesha dengan senjatanya (trisula atau senjata lain tergantung versi).
- Penggantian Kepala Ganesha Setelah menyadari kesalahannya (atau atas permintaan Parvati), para dewa dan Dewa Siwa mencari kepala pengganti. Versi yang paling lazim menyebutkan bahwa kepala makhluk hidup pertama yang ditemukan adalah kepala gajah dan kepala gajah itulah yang dipasangkan ke tubuh Ganesha dan kemudian dihidupkan kembali. Karena itu Ganesha memiliki kepala gajah. Dalam banyak versi, gading gajah tersebut bersifat satu (hanya satu gading) dan menjadi ciri khasnya.
- Pengangkatan dan Peran Ganesha kemudian ditetapkan sebagai pemimpin para Gana (makhluk-makhluk spiritual yang mengabdi kepada Siwa) nama “Gana-Isha” atau “Ganapati” (penguasa para Gana) pun dihubungkan dengannya. Ganesha juga kemudian menjadi dewa yang dipuja untuk menghilangkan rintangan, perintis awal dalam semua upacara dan karya.
Varian Mitologi dan Versi Nusantara
- Versi Kakawin Smaradahana (Jawa Kuno)Di Nusantara, terutama dalam tradisi Jawa-Bali, terdapat versi kelahiran Ganesha yang tercatat dalam Kakawin Smaradahana karya Mpu Dharmaja (abad ke-12). Dalam versi ini, ketika Parvati mengandung, para dewa menghadirkan gajah tunggangan Dewa Indra, Airawata, dan karena itu berpandangan bahwa anak yang lahir akan berkepala gajah. Versi ini juga menyebut bahwa kepala gajah pun diperoleh karena kepala gajah (Airawata) digunakan sebagai kepala Ganesha di dunia dewata.
- Asal-usul satu gadingBeberapa versi cerita mengatakan bahwa Ganesha kehilangan salah satu gading karena dipatahkan saat konflik dengan makhluk atau dewa lain (misalnya Asura) atau karena dia sendiri memecah gadingnya untuk keperluan tertentu.
- Upacara Rsigana dan versi lokal BaliDalam tradisi Bali, cerita tentang lahirnya Ganesha juga dikaitkan dengan upacara Rsigana. Versi lokal menyebut bahwa Ganesha diciptakan bukan melalui kelahiran biologis, melainkan melalui manifestasi
Makna Filosofis dan Simbolisme
- Kepala gajah melambangkan kebijaksanaan, kestabilan, dan pengetahuan yang luas.
- Tubuh manusia menandakan kedekatan dengan manusia dan dunia material.
- Gading yang patah (jika ada) melambangkan pengorbanan demi kebijaksanaan tinggi.
- Ganesha sebagai “penyingkir rintangan” (Vighneshvara) menunjukkan bahwa pemujaannya dimulai di awal suatu karya agar jalan menjadi lancar.

