Berita Hindu Indonesia - Dalam tradisi Hindu di Bali, kehidupan setelah kematian tak sekadar berhenti pada konsep sederhana “surga vs neraka”. Ajaran-Hindu Bali mengandung lapisan kosmologi, konsep karma, loka (alam) dan ritual khusus yang membimbing roh (atma) dalam perjalanan pasca-kematian. Dua konsep yang sering muncul adalah “neraka” (penderitaan atau loka rendah) dan “surga” (kesucian atau loka tinggi). Pemahaman ini tak terpisah dari konsep loka seperti Tri Loka (Bhūr-Loka, Bwah-Loka, Swah-Loka) dan dari praktek ritual seperti ngaben, pitra-yadnya.
![]() |
| Ilustrasi |
Konsep Loka: Tri Loka dan Sapta Loka
Dalam ajaran Bali, alam semesta dibagi dalam tiga lapisan utama:- Bhūr Loka = alam dunia manusia (dan alam bahan).
- Bwah Loka = alam perantara atau dunia roh dan makhluk halus.
- Swah Loka = alam para dewa / loka tinggi (sering dipahami sebagai “surga”).
Sebagai contoh: dalam purwa carita dan relief Bali, terdapat gambaran bahwa seorang atma disalurkan ke loka yang sesuai berdasarkan karma (pahala atau dosa)-nya.
Surga (Swah Loka) dalam Ajaran Bali
- Swah Loka atau loka tinggi merupakan tempat bagi atma yang telah melaksanakan dharma, memperoleh pahala, menjalankan kewajiban benar dan meninggalkan banyak karma buruk. Dalam teks disebut bahwa atma akan menikmati “pahala surga” sebelum dilahirkan kembali atau bahkan mencapai moksa.
- Misalnya: artikel menyebut bahwa orang yang berbuat baik akan “dilahirkan dari surga” dan kondisi mereka akan rupawan, mulia, sejahtera.
- Dalam konteks ritual, tempat-”terima” atma di loka tinggi (surga) juga diwakili secara simbolik dalam pura-pura Bali. Contoh: Pura Dalem Puri di Besakih memiliki bagian terdalam yang melambangkan Utama Mandala - simbol loka suci.
Neraka (Bhūr/Bwah Loka atau loka rendah)
- Neraka dalam pemahaman Bali bukanlah satu “hub” tunggal yang permanen untuk semua dosa tetapi lebih kepada alam sementara yang dialami oleh atma yang memiliki banyak karma buruk. Artikel menyebut bahwa atma yang meninggal dengan banyak dosa akan melalui perjalanan ke “Yama Loka” atau tempat pengadilan, dan kemudian bisa ke neraka terlebih dahulu.
- Dalam karya sastra Bali seperti Kakawin Aji Palayon disebut bahwa ada berbagai jenis neraka: misalnya di selatan berbentuk kawah, di barat jurang curam, di utara pohon keris sebagai hukuman bagi para peracún atau pelaku ilmu hitam.
- Simbol-lokasi neraka juga dipakai dalam bangunan suci: misalnya di Pura Dalem Puri, bagian paling luar (Nista Mandala) melambangkan neraka, dengan simbol seperti Tegal Penangsaran.
Perjalanan Atma dan Karmaphala
- Konsep kunci karma phala (hasil perbuatan). Atma membawa bekal perbuatan baik (subha karma) atau buruk (asubha karma). Setelah kematian, atma mengalami konsekuensi bisa ke surga, neraka, atau dilahirkan kembali.
- Misalnya di Bali setelah meninggal, atma harus melewati “Tegal Penangsaran” (tempat ujian/penantian) sebelum menuju prosedur selanjutnya.
- Ritual-ritual seperti ngaben, pitra-yadnya berfungsi membantu proses atma agar bisa menuju loka yang lebih baik dan tidak tertahan di loka rendah.
Makna Filosofis dan Sosial
- Pemahaman bahawa neraka dan surga bukan hanya “tempat akhir” tetapi bagian dari siklus kelahiran-kematian (samsara) dan proses toward moksa (pembebasan) membuat umat di Bali terdorong untuk menghidupi dharma (kewajiban, kejujuran, kasih) setiap hari.
- Simbol dalam pura, relief, seni lukis Bali yang menggambarkan neraka/surga (contoh: lukisan “kuali neraka”, “alam surga”) menunjukkan betapa integratifnya ajaran ini dengan budaya visual Bali.
- Dalam kehidupan sosial: konsep ini mendorong tanggung-jawab moral individual dan komunal bahwa tindakan buruk bukan tanpa konsekuensi, dan manusia terus diingatkan agar menjaga keharmonisan (sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana: hubungan dengan Tuhan, sesama makhluk, dan alam).
Sumber:
Surga dan Neraka Menurut Hindu” Bali Express (24 Mei 2022)
Ada Banyak Jenis, Seperti Ini Gambaran Surga-Neraka dalam Kakawin Aji Palayon” Balinesia.id (1 Mei 2022)
Pura Dalem Puri: Simbol Keberadaan Surga dan Neraka dalam Ajaran Siwa Sidhanta”
Sapta Loka Adalah Tujuh Tingkatan Alam Atas…” Detik.com (mencakup Tri Loka)
Merangkai Mutiara Kehidupan” Kemenag.go.id (konsep karma & atma)

