Berita Hindu Indonesia - Seiring masyarakat Hindu Bali terus mempertahankan tradisi serta ajaran leluhur, konsep sorga (surga) dan neraka (nāraka) tetap menjadi bagian dari keyakinan spiritual yang khas. Meskipun keduanya bukanlah tujuan akhir, pemahaman tentang tempat-tempat tersebut secara simbolis dan filosofis masih dijadikan landasan etika, ritual, dan harapan spiritual. adapun yang melatar belakangi keyakinan Hindu Bali
![]() |
| ilustrasi |
Di dunia Hindu Bali, kehidupan tidak berhenti setelah kematian. Jiwa (atma) diyakini akan melewati proses pasca-kematian yang melibatkan penghakiman atas karma (akumulasi perbuatan baik dan buruk). Dalam tradisi ngaben (kremasi Bali), ritual ini dirancang untuk membebaskan jiwa agar bisa “naik” ke alam yang lebih tinggi atau setidaknya menghindari kekuatan negatif dari alam bawah.
Dalam kepercayaan Bali, terdapat pandangan bahwa surga dan neraka bukanlah tempat absolut yang kekal, melainkan lebih sebagai persinggahan sementara atau kondisi jiwa berdasarkan karmanya.
Definisi dan Fungsi Sorga & Neraka
adapun pengertian Surga dalam ajaran Hindu Bali
- Pengertian Svarga (kadang ditulis surga) adalah alam di mana jiwa dapat menikmati buah dari perbuatan baik. Dalam kitab Veda dan literatur Hindu, svarga digambarkan sebagai “alam cahaya”, dunia para dewa, atau alam kebahagiaan.
- Bersifat sementara Jiwa yang memasuki svarga tidak tinggal selamanya. Setelah “menikmati” keindahan dan hasil baiknya, jiwa akan kembali ke siklus kelahiran (reinkarnasi). Inilah sebabnya surga tidak menjadi tujuan akhir.
- Simbolis Beberapa pemikir mengatakan surga juga bisa berarti kondisi batin yang penuh kedamaian dan kebahagiaan bukan selalu ruang fisik.
adapun pengertian Neraka dalam ajaran Hindu Bali
- Pengertian Naraka adalah alam penderitaan di mana jiwa menghadapi hukuman atas perbuatan buruknya. Dalam tradisi Hindu, hukuman ini bisa berupa penderitaan fisik atau mental, tetapi tidak bersifat kekal.
- Sifat sementara Setelah melewati masa hukuman, jiwa tidak kekal di neraka, kemudian ia akan dilahirkan kembali sesuai karma yang tersisa.
- Fungsi etis Konsep neraka berfungsi sebagai pengingat moral bahwa perbuatan buruk memiliki konsekuensi. Tanpa adanya neraka, beberapa ajaran menyebut bahwa tidak akan ada dorongan moral yang kuat untuk hidup sesuai dharma (kewajiban).
Konsep Khusus dalam Hindu Bali
- Kelahiran neraka dan kelahiran surga Dalam pemikiran lokal Bali, ada istilah bahwa seseorang “lahir dari neraka” atau “lahir dari surga” artinya, kondisi kehidupan di dunia ini mencerminkan hasil dari alam sebelumnya. Jika seseorang banyak mengalami penderitaan atau kesulitan, ia dianggap “lahir dari neraka.” Sebaliknya, jika hidupnya mudah, penuh berkat, ia dianggap “lahir dari surga.”
- Yama Loka & Pengadilan Karma Setelah kematian, atma akan dibawa ke alam Yama (Yama Loka). Di sana, Suratman (makhluk pencatat) melaporkan perbuatan jiwa, dan Dewa Yama bertindak sebagai hakim yang menetapkan apakah jiwa masuk surga atau neraka.
- Keterkaitan dengan Upacara Ngaben Proses kremasi (ngaben) sangat penting untuk membantu jiwa “terangkat” ke alam yang lebih tinggi atau meminimalkan kemungkinan tertangkap oleh makhluk jahat dari alam bawah.
- Laksa alam surga & neraka Ada tingkat-tingkat alam surga (seperti Dewa Loka, Pitra Loka, Brahma Loka) dan juga macam-macam neraka yang tertuang dalam teks Hindu.
Ilustrasi Seni & Budaya: Lukisan Kertagosa
Salah satu gambaran paling terkenal tentang kelanjutan hidup dan penghakiman di Bali berada di langit-langit Balai Kerta Gosa (Klunkung). Ilustrasi Bhima Swarga menggambarkan bagaimana pengadilan alam setelah kematian dengan adegan-adegan hukuman bagi jiwa yang melakukan kesalahan. Karya ini dijadikan peringatan visual agar manusia berhati-hati dalam bertindak.
Implikasi Etis & Spiritualitas
- Penekanan pada karma dan moralKarena surga dan neraka tergantung pada perbuatan seseorang, umat Hindu Bali ditekan untuk hidup selaras dengan dharma jujur, penuh kasih, menjaga keseimbangan alam, dan melaksanakan yadnya (ritual).
- Tujuan tertinggi: MokshaSorga dan neraka bukan tujuan akhir umat Hindu. Tujuan kahirnya adalah moksha kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian, dan persatuan jiwa (atma) dengan Brahman (Sang Hyang Widhi).
- Kehidupan sekarang sebagai latihanKarena kehidupan dunia merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri dan menumpuk karma baik, umat di Bali melihat dunia ini sebagai ladang spiritual agar jiwa bisa “naik” atau “terhindar” dari penderitaan.
Tantangan & Interpretasi Modern
- Dalam praktik sehari-hari, tidak semua umat selalu menganggap surga dan neraka sebagai tempat konkret, melainkan kadang sebagai metafora untuk pengalaman batin.
- Beberapa tradisi lokal menggabungkan unsur animisme dan kepercayaan setempat dalam cara memahami makhluk-makhluk gaib yang terkait alam bawah (misalnya butakala, leyak) dan pengaruhnya terhadap jiwa manusia.
- Upacara dan seni (seperti tari Barong vs Rangda) juga menjadi media simbolis untuk menyampaikan konflik antara kekuatan baik dan jahat, cahaya dan gelap, yang berkaitan dengan gagasan surga/neraka. (Contoh: Rangda sebagai kekuatan gelap)

