Berita Hindu Indonesia - Tri Hita Karana adalah filosofi hidup dari tradisi Hindu Bali yang menekankan tiga sumber kesejahteraan, yaitu hubungan harmonis manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan manusia dengan sesama (Pawongan), dan hubungan manusia dengan lingkungan (Palemahan).
![]() |
| ilustrasi |
Konsep ini bertujuan untuk menciptakan keharmonisan, kedamaian, dan keseimbangan dalam hidup, serta menjadi falsafah hidup yang tangguh untuk menghadapi globalisasi dan materialisme.
- Parhyangan (hubungan manusia dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa)
Banjir bisa dianggap sebagai tanda manusia mulai lalai menjaga kesucian alam yang merupakan ciptaan Tuhan.
Ketika manusia lebih banyak mengeksploitasi alam sebagai ciptaan Tuhan daripada mensyukuri, itu berarti terjadi pelemahan dalam bhakti dan rasa hormat kepada Ida Sang Hyang Widhi. - Pawongan (hubungan manusia dengan sesama manusia)
Banjir sering diperparah oleh ulah manusia yang tidak disiplin, seperti membuang sampah sembarangan, tidak taat tata ruang, atau membangun di daerah resapan air, daerah aliran sungai hingga tidak ada batas lagi antara sungai dengan bangunan.
Kurangnya kesadaran untuk menjaga lingkungan (misalnya membersihkan selokan bersama, penghijauan, menjaga sungai, membuang sampah ke sungai dllnya) menunjukkan kurangnya kesadaran bersama. - Palemahan (hubungan manusia dengan alam/lingkungan)
Inilah aspek yang paling jelas. Banjir biasanya terjadi karena hutan gundul, alih fungsi lahan, rusaknya daerah resapan air, dan tersumbatnya aliran sungai akibat keserakahan manusia, membangun hingga membuat sungai semakin sempit dllnya.
Ketika manusia tidak menjaga palemahan, maka alam kehilangan keseimbangannya.
Jadi Kesimpulannya
Bencana Banjir adalah contoh nyata dari rusaknya keharmonisan hubungan manusia dengan alamnya, dengan sesama manusia dan dengan Tuhanmya. Jika manusia benar-benar menjaga parhyangan (syukur kepada Tuhan), pawongan (kerja sama sosial), dan palemahan (alam sekitar), maka banjir bisa dicegah atau dampaknya diminimalisir. Dengan kata lain, Tri Hita Karana dapat dijadikan pedoman untuk menciptakan kehidupan yang harmonis sekaligus solusi atas masalah masalah bencana alam seperti bencana banjir.
Sumber:Gs_Suardika

