Berita Hindu Indonesia - Umat Hindu memiliki tradisi khusus dalam menyikapi fenomena alam gerhana bulan. Dalam ajaran Hindu, gerhana bulan bukan hanya peristiwa astronomi semata, melainkan juga momentum spiritual untuk melakukan penyucian diri, sembahyang, dan memohon keselamatan.
![]() |
| ilustrasi |
Menurut kepercayaan, gerhana bulan diyakini sebagai saat ketika bulan “tertelan” oleh Bhuta Kala (energi negatif). Oleh karena itu, umat Hindu dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui doa dan ritual.
Ritual yang Dilakukan Saat Gerhana Bulan
- Melakukan Sembahyang
Umat Hindu berkumpul di rumah atau pura untuk melakukan sembahyang bersama. Biasanya doa yang dipanjatkan menggunakan puja Tri Sandhya, Gayatri Mantra, atau sloka tertentu yang memohon kerahayuan (keselamatan).
- Melaksanakan Brata Penyepian Sementara
Selama gerhana berlangsung, umat dianjurkan untuk mengendalikan diri, berdiam dengan tenang, serta menjauhi aktivitas makan, tidur, atau hiburan berlebihan.
- Pembersihan Diri (Melukat)
Setelah gerhana usai, umat Hindu biasanya melakukan penyucian diri dengan mandi atau melukat di rumah maupun di sumber mata air suci. Hal ini dimaknai sebagai simbol pembersihan dari energi negatif.
- Membuang atau Mengganti Makanan
Makanan yang terkena gerhana biasanya tidak dikonsumsi kembali. Umat Hindu menggantinya dengan makanan baru sebagai simbol kesucian.
Umat Hindu berkumpul di rumah atau pura untuk melakukan sembahyang bersama. Biasanya doa yang dipanjatkan menggunakan puja Tri Sandhya, Gayatri Mantra, atau sloka tertentu yang memohon kerahayuan (keselamatan).
Selama gerhana berlangsung, umat dianjurkan untuk mengendalikan diri, berdiam dengan tenang, serta menjauhi aktivitas makan, tidur, atau hiburan berlebihan.
Setelah gerhana usai, umat Hindu biasanya melakukan penyucian diri dengan mandi atau melukat di rumah maupun di sumber mata air suci. Hal ini dimaknai sebagai simbol pembersihan dari energi negatif.
Makanan yang terkena gerhana biasanya tidak dikonsumsi kembali. Umat Hindu menggantinya dengan makanan baru sebagai simbol kesucian.
Makna Filosofis
Gerhana bulan dalam Hindu mengingatkan manusia bahwa hidup di dunia ini selalu berada dalam lingkaran perubahan, baik terang maupun gelap. Melalui doa dan sembahyang, umat diajak untuk tetap teguh pada dharma, menjaga kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Seorang pemangku di Denpasar, Ida Made Suardika, menjelaskan:
"Gerhana bulan adalah saat yang tepat untuk mengheningkan cipta, menyucikan diri, dan meningkatkan sradha bhakti. Umat diingatkan agar tidak takut, karena doa dan keyakinan kepada Ida Sang Hyang Widhi adalah pelindung sejati."
Kesimpulan
Dengan demikian, gerhana bulan bukan sekadar fenomena alam, tetapi juga momen religius yang sarat makna. Umat Hindu diajak untuk menjadikan peristiwa ini sebagai kesempatan memperkuat spiritualitas, menjaga keseimbangan hidup, dan selalu berada di jalan dharma.

