Berita Hindu Indonesia - Kajeng Kliwon adalah hari keramat dalam kalender Hindu Bali yang diperingati setiap 15 hari sekali. Dipercaya bahwa pada hari ini, kekuatan negatif mudah muncul dan mengganggu keseimbangan alam. Upacara Kajeng Kliwon dilakukan untuk menghormati Sanghyang Siwa dan menjaga keseimbangan alam
![]() |
Ilustrasi-Kajeng Kliwon |
Adapun beberapa hal yang harus dipaham dalam pelaksanan Kajeng Kliwon
- Kajeng Kliwon sebagai hari keramat
Umat Hindu di Bali percaya bahwa Kajeng Kliwon adalah hari yang sakral dan dihormati. - Pemujaan Sanghyang Siwa
Kajeng Kliwon dianggap sebagai hari untuk memuja Sanghyang Siwa, yang diyakini sedang bersemedi pada hari itu. - Kekuatan negativ
Pada hari ini, diyakini bahwa kekuatan negatif dari dalam diri maupun dari luar dapat muncul dan mengganggu keseimbangan alam. - Upacara Kajeng Kliwon
Umat Hindu melakukan berbagai upacara untuk menyeimbangkan alam dan menghormati Sanghyang Siwa. Upacara ini termasuk dalam upacara Dewa Yadnya. - Perayaan setiap 15 hari sekali
Kajeng Kliwon dirayakan setiap 15 hari sekali dan dapat dibagi menjadi Kajeng Kliwon Uwudan, Kajeng Kliwon Enyitan, dan Kajeng Kliwon Pamelastali (Watugunung Runtuh) yang datang setiap enam bulan sekali. - Banten Segehan
Pada saat Kajeng Kliwon, umat Hindu biasanya menghaturkan banten segehan sebagai sarana penetralisir kekuatan negatif, ditujukan untuk para bhuta kala agar tidak mengganggu kehidupan manusia. - Tipat DampulaSelain banten segehan, sarana yang khas saat Kajeng Kliwon adalah tipat dampulan atau ketupat berbentuk kura-kura yang terbuat dari janur, ditujukan kepada alam atas atau bhuwana agung.
- Kajeng Kliwon Uwudan (setelah purnama)
- Kajeng Kliwon Enyitan (setelah bulan mati)
- Kajeng Kliwon Pamelastali (Watugunung Runtuh yang datang enam bulan sekali)
Kesimpulan
Kajeng Kliwon diyakini sebagai hari yang tepat untuk memohon ampunan dan perlindungan dari Sang Hyang Widhi, sehingga umat Hindu di Bali sangat menghormati dan merayakan hari ini dengan penuh khidmat.